Review Fast & Furious 6

fast-furious-61
Franchise Fast & Furious yang dimulai pertama kali pada tahun 2001 mungkin memang hanya menonjolkan sisi otomotif dan balapan gelap saja. Tapi perlahan, franchise ini tumbuh dewasa dan di 2 film terakhirnya malah berubah menjadi action-heist yang gila-gilaan!
Kini sudah ada 6 film saja di franchise FF. Meski digempur kritik habis-habisan di 4 film pertamanya, ada saja alasan untuk membuat kisah ini berlanjut. Apakah hal itu? Ceritanya? Halah, bila ada satu hal yang dibanggakan oleh FF maka itu bukanlah ceritanya, yang malah bisa jadi ada di urutan terakhir. Akting? Tidak juga, para aktor cenderung berperan sebagai dirinya sendiri. Lalu apakah itu? Well, menurut saya sih Fast & Furious ini memang film hura-hura. Pure entertainment. Dipompa habis-habisan di sisi actionnya, terutama bagian otomotifnya. Sampai sekarang, saya sendiri belum menemukan film lain yang bisa mengemas adegan car chase sebaik FF. Penonton tahu mereka masuk ke bioskop untuk dihibur, tidak untuk hal lainnya. Bahkan tidak untuk sebuah jalinan cerita yang kuat. Ada ceritanya saja sudah cukup. Begitu juga Fast & Furious 6 ini. Sudahlah, ini sudah 6 film, kok situ masih ngarepin cerita yang bagus?
Dengan ekspektasi untuk dihibur adegan ledakan dan balapan mobil seperti yang ditawarkan trailernya, saya harus mengatakan bahwa saya puas. Fast & Furious 6 ini adalah core-nya dari franchise ini. Semua hal yang membuat franchise ini digemari tumpah semua di Fast 6. Action, comedy, muscle, hingga jajaran mobil-mobilnya yang tidak pernah tidak keren semua ada!

Fast 6 memulai ceritanya tidak terlalu jauh dari kisah di Fast 5. Kini Dom (Vin Diesel) bersama timnya yang terdiri oleh Brian O’ Conner (Paul Walker), Roman (Tyrese Gibson), Tej (Ludacris), Han (Sung Kang), dan Gisele (Gal Gadot) tengah menjalani hidup mereka yang berlebihan usai berhasil mencuri 100 juta dollar di film sebelumnya. Tapi bagi mereka, ada sesuatu yang kurang. Status mereka masih buronan, mereka tidak bisa kembali ke Amerika dan melanjutkan hidupnya seperti dahulu. Walaupun kini mereka tinggal di “surga” dengan rumah dan pemandangan indah, bagi mereka, it just doesn’t feel like home.
Beruntung bagi mereka, Hobbs (Dwayne Johnson) tiba-tiba muncul di depan pintu mereka suatu hari. Hobbs yang kini tengah memburu sekelompok kawanan penjahat yang dipimpin Owen Shaw (Luke Evans) membutuhkan bantuan dari Dom dan kawan-kawan. Pertama, karena menurut Hobbs, hanya skill dari kru Dom-lah yang bisa menyaingi Shaw. Kedua, Letty (Michelle Rodriguez), kekasih dari Dom, yang dinyatakan meninggal di seri ke-4, adalah salah satu dari anak buah Owen Shaw. Mereka akhirnya sepakat untuk membantu Hobbs menangkap Shaw dengan imbalan Letty dan penghapusan semua sejarah kejahatan mereka. Oke, I know it sounds silly. But as I said, it’s Fast and Furious. Use none of your brain, please.
Oh ya, ada juga Gina Carano dan kebanggaan orang Indonesia, Joe Taslim di film ini. Jadi apa mereka? Ya, nonton aja deh.
Bila kalian masih belum tahu, timeline dari seri Fast & Furious ini kira-kira begini: FF1 – FF2 – FF4 – FF5 – FF6 – FF3 – Tokyo Drift. Ya, jadi Tokyo Drift, meski dibuat lebih dahulu, sebenarnya bersetting di masa depan. Lewat Fast 6 banyak hal yang terkuak dan menjelaskan asal-usul Han sebelum event di Tokyo Drift. Dan Fast 7 sendiri sudah direncanakan rilis tahun depan. Kemungkinan akan mengambil timeline setelah Tokyo Drift.
Okay, where do I start. Fast 6 ini ibaratnya adalah Avengers dari seri FF. 4 film awalnya adalah seperti ya film solo Marvel macam Hulk, Iron Man, Thor, dan Capt. America. Fast 5 bolehlah dihitung sebagai setengah Avengers. Tapi Fast 6, benar-benar adalah gabungan dari semua kegilaan yang pernah ada. It’s bigger, it’s louder, it’s crazier than ever. Bahkan awalan dari Fast 6 benar-benar terasa seperti menonton Avengers. Kita dilihatkan dulu kehidupan personilnya satu per satu hingga akhirnya sesuatu menyatukan mereka dan kerja sama dimulai. Dan ketika sudah dimulai, Fast 6 tidak menginjak remnya. Duar… duar… duar..

Toretto Assemble!
Seperti yang sudah saya bilang, ceritanya ini benar-benar nggak usah dipikirkan, karena memang abal. Banyak banget logika nggak jalan di sana-sini. Apalagi penggunaan twist yang menurut saya terkesan maksa. Tapi dari pada nanti jatuhnya spoiler, saya biarkan Anda saja yang menilainya. Meski begitu, premisnya saya suka. Kali ini tim Dom tidak melawan polisi atau siapa lagi, tapi melawan seperti kloningan timnya sendiri. Hal ini bahkan disindir dalam salah satu dialog di film. Ngomong-ngomong dialog, ya biasalah, cheesy banget. Apalagi one-linernya….
Satu hal yang benar-benar stand out dari Fast 6 adalah action set-pieces-nya yang sudah di luar batas logika. Seperti dijanjikan di trailernya, kali ini action kejar-kejarannya melibatkan mobil terguling-guling, tank, hingga pesawat yang jatuh ditarik mobil. Okay, once again, use none of your brain. Di Fast 6 ini juga menambah porsi berantem tangan kosongnya. Mungkin kehadiran Joe Taslim dan Gina Carano berperan besar di sini. But hey, we can never get enough The Rock and Vin Diesel’s muscles, right? Overall, Fast 6 adalah seri dengan action terbaik di dalam franchise.
Ada juga komedi khas Tyrese Gibson yang porsinya ikutan dinaikkan. Bromance yang dikembangkan antara Han-Tej-Roman menurut saya cukup berhasil mengundang tawa di sela-sela ada mobil meledak. Semua aktor yang terlibat buat saya walaupun sebenarnya biasa-biasa saja, tapi sudah cukup. Setidaknya chemistry yang tumbuh di antara mereka selama 6 film tidak dapat dibohongi. Di sini, penonton seperti sudah akrab dengan karakterisasi tiap toko, menjadikannya mudah untuk ditonton. Bagaimana dengan Joe Taslim? Suprisingly, dia mendapatkan porsi yang cukup banyak dan harus dikatakan ia bermain baik. Cukup untuk mendapatkannya tawaran kerja selanjutnya kok.
Oh, ya. Jangan keluar bioskop buru-buru, Fast 6 punya credit scene yang keren banget dan memberikan clue ke film selanjutnya.

Post a Comment

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item