Review Fast & Furious 6
https://ricoweblog.blogspot.com/2013/05/review-fast-furious-6.html
Franchise Fast & Furious yang
dimulai pertama kali pada tahun 2001 mungkin memang hanya menonjolkan
sisi otomotif dan balapan gelap saja. Tapi perlahan, franchise ini
tumbuh dewasa dan di 2 film terakhirnya malah berubah menjadi
action-heist yang gila-gilaan!
Kini sudah ada 6 film saja di franchise
FF. Meski digempur kritik habis-habisan di 4 film pertamanya, ada saja
alasan untuk membuat kisah ini berlanjut. Apakah hal itu? Ceritanya?
Halah, bila ada satu hal yang dibanggakan oleh FF maka itu bukanlah
ceritanya, yang malah bisa jadi ada di urutan terakhir. Akting? Tidak
juga, para aktor cenderung berperan sebagai dirinya sendiri. Lalu apakah
itu? Well, menurut saya sih Fast & Furious ini memang film
hura-hura. Pure entertainment. Dipompa habis-habisan di sisi actionnya,
terutama bagian otomotifnya. Sampai sekarang, saya sendiri belum
menemukan film lain yang bisa mengemas adegan car chase sebaik FF.
Penonton tahu mereka masuk ke bioskop untuk dihibur, tidak untuk hal
lainnya. Bahkan tidak untuk sebuah jalinan cerita yang kuat. Ada
ceritanya saja sudah cukup. Begitu juga Fast & Furious 6 ini.
Sudahlah, ini sudah 6 film, kok situ masih ngarepin cerita yang bagus?
Dengan ekspektasi untuk dihibur adegan
ledakan dan balapan mobil seperti yang ditawarkan trailernya, saya harus
mengatakan bahwa saya puas. Fast & Furious 6 ini adalah core-nya
dari franchise ini. Semua hal yang membuat franchise ini digemari tumpah
semua di Fast 6. Action, comedy, muscle, hingga jajaran mobil-mobilnya
yang tidak pernah tidak keren semua ada!
Fast 6 memulai ceritanya tidak terlalu
jauh dari kisah di Fast 5. Kini Dom (Vin Diesel) bersama timnya yang
terdiri oleh Brian O’ Conner (Paul Walker), Roman (Tyrese Gibson), Tej
(Ludacris), Han (Sung Kang), dan Gisele (Gal Gadot) tengah menjalani
hidup mereka yang berlebihan usai berhasil mencuri 100 juta dollar di
film sebelumnya. Tapi bagi mereka, ada sesuatu yang kurang. Status
mereka masih buronan, mereka tidak bisa kembali ke Amerika dan
melanjutkan hidupnya seperti dahulu. Walaupun kini mereka tinggal di
“surga” dengan rumah dan pemandangan indah, bagi mereka, it just doesn’t
feel like home.
Beruntung bagi mereka, Hobbs (Dwayne
Johnson) tiba-tiba muncul di depan pintu mereka suatu hari. Hobbs yang
kini tengah memburu sekelompok kawanan penjahat yang dipimpin Owen Shaw
(Luke Evans) membutuhkan bantuan dari Dom dan kawan-kawan. Pertama,
karena menurut Hobbs, hanya skill dari kru Dom-lah yang bisa menyaingi
Shaw. Kedua, Letty (Michelle Rodriguez), kekasih dari Dom, yang
dinyatakan meninggal di seri ke-4, adalah salah satu dari anak buah Owen
Shaw. Mereka akhirnya sepakat untuk membantu Hobbs menangkap Shaw
dengan imbalan Letty dan penghapusan semua sejarah kejahatan mereka.
Oke, I know it sounds silly. But as I said, it’s Fast and Furious. Use
none of your brain, please.
Oh ya, ada juga Gina Carano dan kebanggaan orang Indonesia, Joe Taslim di film ini. Jadi apa mereka? Ya, nonton aja deh.
Bila kalian masih belum tahu, timeline
dari seri Fast & Furious ini kira-kira begini: FF1 – FF2 – FF4 – FF5
– FF6 – FF3 – Tokyo Drift. Ya, jadi Tokyo Drift, meski dibuat lebih
dahulu, sebenarnya bersetting di masa depan. Lewat Fast 6 banyak hal
yang terkuak dan menjelaskan asal-usul Han sebelum event di Tokyo Drift.
Dan Fast 7 sendiri sudah direncanakan rilis tahun depan. Kemungkinan
akan mengambil timeline setelah Tokyo Drift.
Okay, where do I start. Fast 6 ini
ibaratnya adalah Avengers dari seri FF. 4 film awalnya adalah seperti ya
film solo Marvel macam Hulk, Iron Man, Thor, dan Capt. America. Fast 5
bolehlah dihitung sebagai setengah Avengers. Tapi Fast 6, benar-benar
adalah gabungan dari semua kegilaan yang pernah ada. It’s bigger, it’s
louder, it’s crazier than ever. Bahkan awalan dari Fast 6 benar-benar
terasa seperti menonton Avengers. Kita dilihatkan dulu kehidupan
personilnya satu per satu hingga akhirnya sesuatu menyatukan mereka dan
kerja sama dimulai. Dan ketika sudah dimulai, Fast 6 tidak menginjak
remnya. Duar… duar… duar..
Seperti yang sudah saya bilang,
ceritanya ini benar-benar nggak usah dipikirkan, karena memang abal.
Banyak banget logika nggak jalan di sana-sini. Apalagi penggunaan twist
yang menurut saya terkesan maksa. Tapi dari pada nanti jatuhnya spoiler,
saya biarkan Anda saja yang menilainya. Meski begitu, premisnya saya
suka. Kali ini tim Dom tidak melawan polisi atau siapa lagi, tapi
melawan seperti kloningan timnya sendiri. Hal ini bahkan disindir dalam
salah satu dialog di film. Ngomong-ngomong dialog, ya biasalah, cheesy
banget. Apalagi one-linernya….
Satu hal yang benar-benar stand out dari
Fast 6 adalah action set-pieces-nya yang sudah di luar batas logika.
Seperti dijanjikan di trailernya, kali ini action kejar-kejarannya
melibatkan mobil terguling-guling, tank, hingga pesawat yang jatuh
ditarik mobil. Okay, once again, use none of your brain. Di Fast 6 ini
juga menambah porsi berantem tangan kosongnya. Mungkin kehadiran Joe
Taslim dan Gina Carano berperan besar di sini. But hey, we can never get
enough The Rock and Vin Diesel’s muscles, right? Overall, Fast 6 adalah
seri dengan action terbaik di dalam franchise.
Ada juga komedi khas Tyrese Gibson yang
porsinya ikutan dinaikkan. Bromance yang dikembangkan antara
Han-Tej-Roman menurut saya cukup berhasil mengundang tawa di sela-sela
ada mobil meledak. Semua aktor yang terlibat buat saya walaupun
sebenarnya biasa-biasa saja, tapi sudah cukup. Setidaknya chemistry yang
tumbuh di antara mereka selama 6 film tidak dapat dibohongi. Di sini,
penonton seperti sudah akrab dengan karakterisasi tiap toko,
menjadikannya mudah untuk ditonton. Bagaimana dengan Joe Taslim?
Suprisingly, dia mendapatkan porsi yang cukup banyak dan harus dikatakan
ia bermain baik. Cukup untuk mendapatkannya tawaran kerja selanjutnya
kok.
Oh, ya. Jangan keluar bioskop buru-buru, Fast 6 punya credit scene yang keren banget dan memberikan clue ke film selanjutnya.